Minggu, 25 Desember 2011

PESAN SANG IBU

Pesan Sang Ibu


Tatkala aku menyarungkan pedang
dan bersimpuh di atas pangkuannya
tertumpah rasa kerinduanku pada sang ibu
tangannya yang halus mulus membelai kepalaku
bergetarlah seluruh jiwa ragaku
musnahlah seluruh api semangat juangku
namun sang ibu berkata,

anakku sayang
apabila kakimu sudah melangkah di tengah padang
tancapkanlah kakimu dalam-dalam
dan tetaplah terus bergumam
sebab gumam adalah mantra dari dewa-dewa
gumam mengandung ribuan makna
apabila gumam sudah menyatu dengan jiwa raga
maka gumam akan berubah
menjadi teriakan-teriakan
yang nantinya akan berubah
menjadi gelombang salju yang besar
yang nantinya akan mampu merobohkan istana
yang penuh kepalsuan
gedung-gedung yang dihuni kaum munafik

Tatanan negeri ini sudah hancur anakku
dihancurkan oleh sang penguasa negeri ini
mereka hanya bisa bersolek di depan kaca
tapi membiarkan punggungnya penuh noda
dan penuh lendir hitam yang baunya kemana-mana
mereka selalu menyemprot kemaluanya
dengan parfum luar negeri
diluar berbau wangi
didalam penuh dengan bakteri
dan hebatnya sang penguasa negeri ini
pandai bermain akrobat
tubuhnya mampu dilipat-lipat
yang akhirnya pantat dan kemaluannya sendiri
mampu dijilat-jilat

anakku
apabila pedang sudah kau cabut
janganlah surut
janganlah bicara soal menang dan kalah
sebab menang dan kalah adalah mimpi-mimpi
mimpi-mimpi muncul dari sebuah keinginan
keinginan hanyalah sebuah hayalan
yang hanya akan melahirkan harta dan kekuasaan
harta dan kekuasaan hanyalah balon-balon sabun
yang terbang di udara
Anakku
asahlah pedang
ajaklah mereka bertarung ditengah padang
lalu tusukkan pedangmu ditengah-tengah selangkangan mereka
biarkan darah tertumpah di negeri ini
satukan gumam mu menjadi REVOLUSI !!!

PESAN SANG IBU

PESAN SANG IBU


Pesan Sang Ibu


Tatkala aku menyarungkan pedang
dan bersimpuh di atas pangkuannya
tertumpah rasa kerinduanku pada sang ibu
tangannya yang halus mulus membelai kepalaku
bergetarlah seluruh jiwa ragaku
musnahlah seluruh api semangat juangku
namun sang ibu berkata,

anakku sayang
apabila kakimu sudah melangkah di tengah padang
tancapkanlah kakimu dalam-dalam
dan tetaplah terus bergumam
sebab gumam adalah mantra dari dewa-dewa
gumam mengandung ribuan makna
apabila gumam sudah menyatu dengan jiwa raga
maka gumam akan berubah
menjadi teriakan-teriakan
yang nantinya akan berubah
menjadi gelombang salju yang besar
yang nantinya akan mampu merobohkan istana
yang penuh kepalsuan
gedung-gedung yang dihuni kaum munafik

Tatanan negeri ini sudah hancur anakku
dihancurkan oleh sang penguasa negeri ini
mereka hanya bisa bersolek di depan kaca
tapi membiarkan punggungnya penuh noda
dan penuh lendir hitam yang baunya kemana-mana
mereka selalu menyemprot kemaluanya
dengan parfum luar negeri
diluar berbau wangi
didalam penuh dengan bakteri
dan hebatnya sang penguasa negeri ini
pandai bermain akrobat
tubuhnya mampu dilipat-lipat
yang akhirnya pantat dan kemaluannya sendiri
mampu dijilat-jilat

anakku
apabila pedang sudah kau cabut
janganlah surut
janganlah bicara soal menang dan kalah
sebab menang dan kalah adalah mimpi-mimpi
mimpi-mimpi muncul dari sebuah keinginan
keinginan hanyalah sebuah hayalan
yang hanya akan melahirkan harta dan kekuasaan
harta dan kekuasaan hanyalah balon-balon sabun
yang terbang di udara
Anakku
asahlah pedang
ajaklah mereka bertarung ditengah padang
lalu tusukkan pedangmu ditengah-tengah selangkangan mereka
biarkan darah tertumpah di negeri ini
satukan gumam mu menjadi REVOLUSI !!!

Kamis, 22 Desember 2011

1000 LILIN UNTUK SONDANG

Sondang Tunaikan Tugas Suci, Kita Tuntaskan Perjuangannya.



Aksi solidaritas dari berbagai element mahasiswa untuk sondang, korban bakar diri di depan istana presiden sby  terus bergulir, di pekanbaru riau, sekitar 70 an orang mahasiswa yang tergabung didalam liga mahasiswa nasdem provinsi riau melakukan aksi renungan dan bakar lilin untuk mengenang tragedi bakar diri sondang.

Aksi yang dimulai pada Pukul 19.30 wib, diawali dengan konvoi sepeda motor dari kantor DPW Partai NasDem Provinsi Riau jl. Diponegoro menuju bundaran air mancur depan kantor Walikota Pekanbaru Jl. sudirman, dalam aksinya Liga Mahasiswa NasDem Provinsi Riau menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh sondang hutagalaung adalah bentuk kekecewaan atas sikap pemerintah saat ini yang tidak mampu memberikan perhatian bagi masyarakat, baik dalam kesejahteraan maupun penegakan hukum. Liga Mahasiswa NasDem juga menganggap pemerintahan saat ini harus bertanggung jawab atas peristiwa bakar diri sondang hutagalung beberapa waktu lalu.

Koordinator lapangan aksi Andre Wibowo dalam pernyataan sikapnya menyampaikan “ peristiwa bakar diri sondang harus kita lihat sebagai sebuah bentuk perjuangan seorang aktivis mahasiswa yang telah gerah melihat tingkah laku pemerintah saat ini “ untuk itu kami mengajak dan menghimbau seluruh mahasiswa untuk bangkit dan bersama – sama berjuang melanjutkan apa yang tersirat dari keberanian sondang hutagalung.

Sementara itu Sekretaris Wilayah Liga Mahasiswa NasDem Provinsi Riau Andukot Ismail, SH menyampaikan bahwa aksi yang dilakukan merupakan bentuk solidaritas Mahasiswa Riau khususnya Liga Mahasiswa NasDem atas keberanian sondang memilih langkah membakar diri sebagai bentuk penyampaian aspirasinya, meskipun kita tidak tahu apa maksud dan tujuannya, namun dengan latar belakang sondang sebagai aktivis mahasiswa dan penggiat HAM, kami berpendapat bahwa aksi itu memiliki pesan protes keras kepada pemerintah.

Aksi ini bukan hanya sekedar seremonial dan aksi ikut – ikutan, namun ini bentuk kesadaran kami sebagai mahasiswa, jika sondang berani bakar diri, mengapa kami harus takut untuk berjuang dengan hidup – hidup, hujan tidak akan menghentikan semangat kami malam ini, ungkap Ahmad Yusuf salah seorang peserta aksi.
Liga Mahasiswa NasDem mengakhiri aksinya pada Pukul 21.15 WIB, dan mendapat pengawalan ketat dari aparat Kepolisian Polresta Pekanbaru, Polsek Pekanbaru Kota Dan Polsek Sukajadi. hingga aksi berakhir tidak ada insiden yang terjadi, semua berjalan dengan lancar dan tertib.
1 File telah Dilampirkan| 730KB

Selasa, 13 Desember 2011

Ketua BMP "Jelang PSU, Masyarakat Jangan Terprovokasi"

 
 PEKANBARU.SR- Kendati Pemungutan Suara Ulang (PSU) kota Pekanbaru akan berlangsung 21 Desember mendatang, namun masyarakat di kota Pekanbaru diminta tidak terprovokasi dengan berbagai isu-isu yang dihembuskan para calon kandidat kepala daerah terhadap kandidat lainnya.

“Berkaca pada pilkada yang terjadi di beberapa daerah, sebagai putra daerah, kami minta masyarakat jangan terprovokasi dengan berbagai isu yang dihembuskan para calon. Mari kita tetap tenang, jaga stabilitas keamanan di daerah dalam menghadapi pelaksanaan PSU mendatang,” himbau ketua Barisan Muda Pekanbaru (BMP), Dedi Harianto Lubis, (9/12) saat mengunjungi kantor redaksi suarariau.com

Menjelang pelaksanaan PSU juga diminta peran aktif para tokoh agama, tokoh masyarakat maupun tokoh pemuda agar dapat menetralisir kondisi maupun lainnya.

“Sangat dibutuhkan peranan semua komponen dalam memberikan sumbangsih pikiran dalam rangka menjaga stabilitas menghadapi PSU mendatang. Masyarakat jangan terpancing dengan isu-isu murahan yang sengaja ditebarkan calon tertentu,” ungkap Dedi yang juga salah satu mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Riau.

Ia mengatakan, Kota Pekanbaru dalam proses PSU damai harus mampu membangun demokrasi yang baik, bersih, santun, wibawa, transparan, akuntabel serta elegan.

“Kalau kita mampu untuk menciptakan suasana ini, maka kita mampu menciptakan demokrasi yang baik. Sebab dengan begitu Kota Pekanbaru akan mendapatkan calon Walikota dan Wakil Walikota sehat, bersih, santun dan jujur,” ujarnya.

Dedi, juga menghimbau kepada masyarakat untuk memilih figur pemimpin yang memiliki moral yang baik,  Profesional, Amanah, Santun, serta memiliki cita-cita untuk membangun kota pekanbaru," pungkasnya.(SRDW)

 http://suarariau.com/index.php/profil/78-profil/1019-ketua-bmp-qjelang-psu-masyarakat-jangan-terprovokasi

9 Cara Hilangkan negatif thinking

Untuk sebagian besar dari kita, berpikir negatif mungkin sudah menjadi bagian dari diri. Ketika hal-hal tidak sesuai rencana, kita dengan mudah merasa depresi dan tidak bisa melihat sisi baik dari kejadian tersebut.

Berpikiran negatif tidak membawa kemana-mana, kecuali membuat perasaan tambah buruk, yang lalu akan berakibat performa kita mengecewakan. Hal ini bisa menjadi lingkaran yang tidak berujung.

Jessica Padykula menyarankan sembilan teknik untuk mencegah dan mengatasi pikiran negatif yang adalah sebagai berikut:

1. Hidup di saat ini
Memikirkan masa lalu atau masa depan adalah hal yang sering membuat kita cemas. Jarang sekali kita panik karena kejadian masa sekarang. Jika Anda menemukan pikiran anda terkukung dalam apa yang telah terjadi atau apa yang belum terjadi, ingatlah bahwa hanya masa kini yang dapat kita kontrol.

2. Katakan hal positif pada diri sendiri
Katakan pada diri Anda bahwa Anda kuat, Anda mampu. Ucapkan hal tersebut terus-menerus, kapanpun. Terutama, mulailah hari dengan mengatakan hal positif tentang diri sendiri dan hari itu, tidak peduli jika hari itu Anda harus mengambil keputusan sulit ataupun Anda tidak mempercayai apa yang telah Anda katakan pada diri sendiri.

3. Percaya pada kekuatan pikiran positif
Jika Anda berpikir positif, hal-hal positif akan datang dan kesulitan-kesulitan akan terasa lebih ringan. Sebaliknya, jika Anda berpikiran negatif, hal-hal negatif akan menimpa Anda. Hal ini adalah hukum universal, seperti layaknya hukum gravitasi atau pertukaran energi. Tidak akan mudah untuk mengubah pola pikir Anda, namun usahanya sebanding dengan hasil yang bisa Anda petik.

4. Jangan berdiam diri
Telusuri apa yang membuat Anda berpikiran negatif, perbaiki, dan kembali maju. Jika hal tersebut tidak bisa diperbaiki lagi, berhenti mengeluh dan menyesal karena hal itu hanya akan menghabiskan waktu dan energi Anda, juga membuat Anda merasa tambah buruk. Terimalah apa yang telah terjadi, petik hikmah/pelajaran dari hal tersebut, dan kembali maju.

5. Fokus pada hal-hal positif
Ketika kita sedang sedang berpikiran negatif, seringkali kita lupa akan apa yang kita miliki dan lebih berfokus pada apa yang tidak kita miliki. Buatlah sebuah jurnal rasa syukur. Tidak masalah waktunya, tiap hari tulislah lima enam hal positif yang terjadi pada hari tersebut. Hal positif itu bisa berupa hal-hal besar ataupun sekadar hal-hal kecil seperti 'hari ini cerah' atau 'makan sore hari ini menakjubkan'. Selama Anda tetap konsisten melakukan kegiatan ini, hal ini mampu mengubah pemikiran negatif Anda menjadi suatu pemikiran positif. Dan ketika Anda mulai merasa berpikiran negatif, baca kembali jurnal tersebut.

6. Bergeraklah
Berolahraga melepaskan endorphin yang mampu membuat perasaaan Anda menjadi lebih baik. Apakah itu sekadar berjalan mengelelingi blok ataupun berlari sepuluh kilometer, aktifitas fisik akan membuat diri kita merasa lebih baik. Ketika Anda merasa down, aktifitas olahraga lima belas menit dapat membuat Anda merasa lebih baik.

7. Hadapi rasa takutmu
Perasaan negatif muncul dari rasa takut, makin takut Anda akan hidup, makin banyak pikiran negatif dalam diri Anda. Jika Anda takut akan sesuatu, lakukan sesuatu itu. Rasa takut adalah bagian dari hidup namun kita memiliki pilihan untuk tidak membiarkan rasa takut menghentikan kita.

8. Coba hal-hal baru
Mencoba hal-hal baru juga dapat meningkatkan rasa percaya diri. Dengan mengatakan ya pada kehidupan Anda membuka lebih banyak kesempatan untuk bertumbuh. Jauhi pikiran 'ya, tapi...'. Pengalaman baru, kecil atau besar, membuat hidup terasa lebih menyenangkan dan berguna.

9. Ubah cara pandang
Ketika sesuatu tidak berjalan dengan baik, cari cara untuk melihat hal tersebut dari sudut pandang yang lebih positif. Dalam setiap tantangan terdapat keuntungan, dalam setiap keuntungan terdapat tantangan.

Tentang Apa Yang aku pikirkan Tentang negeri Ini

 Dedi Harianto Lubis pada 10 Juni 2010 pukul 3:17

Tentang Apa Yang aku pikirkan Tentang negeri Ini

entah karena peduli atau cuma sekedar mengalihkan pikiran terhadap jalan cerita yang kubaca tentang negeri ini dan selalu kualami dalam setiap proses gerak langkah kaki dan hela nafas ini.

Saat ini mungkin Semua Perhatian tertuju dengan segala persoalan yang sedang hangat dan dihangat - hangatkan media negeri ini, entah politik, skandal selebritis, pembunuhan, penegakan hukum, realitas pendidikan, ekonomi, dan lainnya. Sayangnya Setiap persoalan selalu putus di tengah jalan dan selalu tertutup dengan isue - isue baru yang tercipta dengan konsep berbeda dan lebih menarik, sehingga mampu mengalihkan perhatian setiap yang mengamatinya dari segala jenis persoalan yang ada di negeri ini, entah karena ketakutan atau karena memang para sutradara membuat jalan cerita sesuai dengan keinginan sang produser pemilik cerita, sering sang sutradara hanya mengikuti selera penonton yang trus harus di tuntut untuk menimbulkan tanda tanya dan kecurigaan hingga kejenuhan dalam mengikuti cerita sebelumnya.

entah apa pola yang berkembang di negeri ini yang selalu mengedepankan isue basi dan seperti taik ayam yang hanya hangat sementara kemudian meninggalkan kotornya dan bau yang sangat mengganggu sekitarnya. sering timbul pertanyaan pada diri sendiri, Apakah Ini memang tuntutan Sebuah ambisi kekuasaan atau memang sang penguasa yang tidak mengerti sedang melakukan sebuah proses pembuatan cerita yang seharusnya dilakukannya saat berkuasa. Banyaknya Timbul persoalan yang tak kunjung selesai seolah - olah ibarat sinetron bersambung dengan jalan cerita yang sering di ulang bahkan tidak nyambung atau justru diolah menjadi jalan yang di dramatisir agar perhatian penonton tertuju pada satu sisi yang seakan - akan menjadi korban dari buruknya cerita yang disajikan, sehingga anak - anak yang tidak mengerti pun sepertinya harus dibuat mengikutinya meskipun tanpa filter yang padat.

Para aktor dinegeri ini bukan lagi pemain utama dan bukan lagi memainkan peran yang seharusnya dia lakonkan, tetapi justru memainkan peran yang lain dan melakukan kekacauan yang serius dan mengakibatkan hampir seluruh jalan cerita harus di setting mengikuti kesalahan sang pemeran tersebut guna menutupi kesalahan peran pada setiap pelaku jalan cerita, nah, dibalik ini semua ternyata telah dilakukan setingan jalan cerita dan siapa - siapa saja yang akan memerankan setiap peran dan bagaiman memainkan peran tersebut, tidak ada lagi profesional, proporsional, dan tanggung jawab terhadap perannya masing2, dan ketika peran yang ia mainkan di ketahui tidak seharusnya, maka jalan untuk menutupi kesalahan itupun dilakukan dengan berbagai cara.

Melangkahlah

Kehidupan Ini Adalah Perjalanan Yang Memiliki Misteri yang tersimpan
segala sesuatu sering terjadi tanpa dapat di terka oleh setiap kita
namun tetap harus kita jalani dengan penuh pertimbangan dan perhitungan yang nyata
dan harus dilalui dengan kesungguhan serta keyakinan untuk dapat menaklukan kehidupan ini
impian kita hari ini tidak akan menjadi nyata pada hari esok, tetapi keyakinan untuk tetap terwujud harus tetap ada
segalanya akan melalui sebuah proses yang tidak akan dapat kita terima namun harus kita lalui setiap tahapnya

Kerisauan akan kelangsungan hari esok adalah kelalaian kita pada hari ini
dan jangan biarkan langkah ini terhenti hanya karena sebuah keputus asaan dan keraguan
langkah harus tetap di ayunkan dan tangan harus tetap menyambut setiap pemberian dari hasil usaha yang telah dilalui

yakin dan teguhlah bahwa hanya kita yang dapat menaklukan kehidupan yang kita lalui dan tetap yakin bahwa hanya dialah yang dapat memberikan yang terbaik untuk kita.

Pembenaran: Kebenaran sepihak.

 Dedi Harianto Lubis pada 10 Juli 2010 pukul 3:26

Hati Nurani: Batas Tipis Antara Kebenaran & Pembenaran

Pada suatu ketika saya sempat larut dalam sebuah percakapan singkat dengan seorang teman di di dunia maya. Rentang umur kami yang terpaut cukup jauh, nampaknya tidak menjadi pembatas untuk kami membicarakan hal-hal yang bisa dikatakan cukup serius. Ya, saya banyak tahu darinya. Kami mengkondisikan diri untuk saling belajar dan membelajarkan diri kami masing-masing, kepada siapa dan apapun.

Buat saya kita dapat belajar dari mana saja, bahkan dari benda mati sekalipun. Terutama untuk pencarian sesuatu yang masih banyak menimbulkan pertanyaan, dan yang belum saya dapatkan keabsahannya. Hidup adalah pencarian. Pencarian akan kebenaran. Dan itu yang sering saya dengung-dengungkan dalam diri saat ini. Banyak hal yang sering kami diskusikan, musik [sudah pasti], kehidupan bersosial, keuangan, pekerjaan, fenomena kekinian, hingga masalah percintaan yang membutakan [haha..]. Semuanya terkait dengan hal-hal mendasar. Tak terkecuali yang remeh.

Namun, dalam percakapan kali itu otak saya terpetakan oleh satu pernyataan yang menyangkut pada esensi manusia sebagai makhluk berotak dan berpikir. Ya, buat saya saat itu hal inilah yang perlu dibahas mengingat kondisi masyarakat kekinian. Ada satu hal yang fundamental yang justru sering terlupakan oleh kita sebagai umat manusia. Satu hal yang seharusnya mampu menegaskan kefungsian manusia sebagai mahkluk sosial dan membedakannya dengan makhluk lain [baca: binatang], yaitu hati nurani.

Manusia terlalu tinggi derajatnya untuk disandingkan dengan makhluk yang satu itu. Tuhanpun mengakui itu. Hanya saja kenapa kini tingkah-polah manusia cenderung tak jauh beda dengan tingkah polah binatang. Dalam kondisi masyarakat kini, yang memiliki kecenderungan acuh/apatis/cuek/tak mau tahu/tak peduli/memikirkan diri sendiri/individualis atau apalah bahasanya, sangat potensial terjangkit penyakit ‘tak berhati nurani’. Binatang tak memiliki ini. Manusia punya, namun sering melupakannya. Bahkan untuk hal-hal yang memerlukan kefungsiannya.

Yang jadi pertanyaannya adalah maukah kita memfungsikannya? Kita memerlukan jawaban untuk pertanyaan ini. Dan lagi-lagi berpaling kepada hati nurani manusia itu sendiri. Yang paling utama perlu dilakukan adalah bagaimana kita mampu memisahkan kebenaran dan ketidakbenaran. Bukannya membuat pembenaran!!! Karena kita bukan Tuhan. Manusia terlalu mudah men-generalisir keadaan. Terlebih dalam kondisi seperti sekarang dimana banyak manusia yang menuhankan ataupun menabikan dirinya hingga seolah-olah merasa paling benar.

Menurut saya tidak perlulah kita berkoar-koar untuk mencari-cari kesalahan orang lain. Saling tuding siapa yang salah siapa yang benar. Seperti yang banyak terjadi sekarang, mencari kambing hitam. Semata-mata mencari pembenaran atas dirinya. Terlalu banyak orang yang melakukan sesuatu mengatasnamakan hati nurani, tapi tidak memfungsikan hatinya. Menurut agama inilah salah satu pertanda ciri orang munafik. Hati nurani buat saya adalah hal mendasar yang perlu diresapi. Semua hal yang kita lakukan berpulang kepada yang satu ini.

Saya pernah membaca sebuah artikel milik seorang kawan di sebuah zine [tahun 1998], penggalan kalimat yang ingin saya kutip kurang lebih seperti ini; “…buatlah pilihan atas nama hati nurani. Jelek baiknya kawan-kawan akan tahu dengan sendirinya. Sebagus apapun yang kawan-kawan lakukan jika tidak berasal dari hati sanubari sendiri, itu merupakan hal yang sia-sia. Kawan-kawan akan membohongi diri kalian sendiri. Ini tidak hanya berlaku dalam attitude bermusik saja, tapi juga dalam setiap sisi kehidupan…” [saat itu penulis membahas masalah sempit pikiran dalam bersikap di musik underground].

Ya, saya mengiyakan semua pernyataan di atas. Namun, penggunaan hati nurani berlaku dalam segala segi kehidupan, dalam setiap keputusan yang kita ambil, dan segala tindak-tanduk yang kita buat. Semua hal yang kita lakukan kembali kepada hati nurani kita sendiri. Tapi tentunya hati nurani yang bersih yang diseimbangkan dengan otak yang waras. Otak dan hati haruslah sinergi, barulah menghasilkan sesuatu yang berarti. Buat saya hati nurani tidak pernah salah, hati nurani tidak pernah berpihak [ia cukup bijak dalam menyikapi sesuatu], dan hati nurani memutuskan sesuatu atas dasar kebenaran bukan pembenaran*.

Sebagai contoh, jika menurut sebagian orang membuang sedikit sampah sembarangan [misal bungkus permen] tidak akan berdampak apa-apa, hal itu adalah pembenaran bukan kebenaran. Karena kebenarannya adalah membuang sampah haruslah pada tempatnya. Contoh lainnya, jika berzinah itu dibolehkan oleh agama menurut sebagian orang, itu adalah pembenaran bukan kebenaran. Karena kebenarannya adalah berzinah itu dilarang agama. Dan banyak lainnya contoh lainnya yang dekat dengan kehidupan kita. Terlebih kehidupan kaum muda.

Jadi, putuskanlah segala sesuatu berdasarkan kebenaran bukan pembenaran, dan sekali lagi semuanya berpulang kepada hati nurani. Mari kita pikirkan!!!

*Pembenaran: Kebenaran sepihak.

SUCCES IS MY RIGHT

Setiap kita memiliki suatu keinginan yang menjadi motivasi didalam hidup dan harus kita dapatkan
namun tidak setiap kita mampu mengetahui langkah yang harus dilalui demi sampai ke tujuan itu
perjalanan hidup ini memang bukan sesuatu yang dapat di pastikan oleh logika manusia, kita hanya mampu menganalisa dan mengmabil kesimpulan dari setiap perjalanan yang telah kita lalui...sebagai makhluk yang tercipta tanpa suatu apapun, hanya dengan tubuh telanjang, maka harus diyakini bahwa kita semua memiliki kesempatan yang sama untuk satu hal yang dicita - citakan setiap kita.
namun kita banyak yang menghakimi diri sendiri dengan berbagai alasan pembenar yang akhirnya menyia - nyiakan kesempatan yang ada, hanya saja tidak semudah mengucapkan untuk melakukan sebuah tindakan nyata, perlu sebuah kesadaran dan keyakinan agar dapat menggerakan semua potensi yang diberikan yang maha kuasa pada kita, telah banyak artikel2, buku2, seminar2, lembaga2 pendidikan, dan sebagainya agar setiap orang termotivasi untuk melakukan suatu tindakan yang mengarahkan kepada tujuannya dan mampu mewujudkan impiannya. Pernahkah dan mampukah kita mendirikan semua yang ada ( artikel2, buku2, lembaga2, seminar2, dsb ) didalam diri kita masing yang mampu kita jadikan mesin pembangkit agar kita tetap Hidup sebagai seorang yang penuh dengan Potensi - potensi yang mampu memberikan kecerahan dalam hidup kita hingga mampu menghasilkan tindakan - tindakan yang menghantarkan kita ketujuan dan IMPian agar menjadi Nyata!

tidak ada yang bisa memotivasi diri kita selain diri kita sendiri, oleh karena itu jadilah MOTIVASI untuk diri Sendiri.
sesungguhnya kita diciptakan untuk menjadi pribadi yang sukses.
kelebihan dan kekurangan yang kita miliki adalah potensi yang tidak kita ketahui sebagai sarana kemajuan diri kita.
BERSYUKUR AKAN SEGALANYA MERUPAKAN BENTUK NYATA KITA MENGHARGAINYA !

I THINK YOU CAN

Berawal dari setitik semangat hidup yang mereka miliki telah membuktikan bahwa segala sesuatu bisa dilalui dengan dan tanpa kesempurnaan hidup, tak ragu sebuah tindakan dilakukan dengan keyakinan dan ketekunan bahwa akan menghasilkan sesuatu yang berharga, kelemahan bukan alasan untuk tidak melakukan sesuatu namun justru seharusnya menjadi sebuah motivasi bagaiman kita bisa mengeksploitasi kelemahan itu menjadi langkah awal yang menghasilkan kesempurnaan.

terkadang banyak orang yang memiliki kesempurnaan organ tubuh justru tidak dapat melakukan sesuatu bahkan tidak tahu apa yang bisa dia lakukan dengan tubuhnya. sungguh sebuah ironi ketika yang tidak sempurna bisa melakukan tetapi yang lebih hanya bisa memuji.

penghargaan terhadap pemberian yang maha kuasa kepada kita justru disaat kita melakukan dan menghasilkan sesuatu dari apa yang kita punya bukan hanya sekedar berucap syukur belaka dengan melihat apa yang telah kita miliki. tidakkah kita tercipta untuk dapat memanfaatkan apa yang telah ada dan menjaganya, termasuk apa yang telah ada dalam diri kita, setiap kita memiliki potensi yang luar biasa dan kita perlu menggali potensi itu agar menghasilkan karya positif dan bermanfaat, setidaknya dengan sebuah ide atau pandangan yang kita lontarkan dapat mempengaruhi sesuatu yang akan dihasilkan, atau bahkan justru sesuatu itu adalah hasil dari buah pikiran yang kita miliki.

Perlu kita tanamkan bahwasanya tidak ada kemampuan yang sempurna namun setiap kita dapat melakukan sesuatu untuk terus menyempurnakan kemampuan yang ada.

KRISIS JATI DIRI

Krisis Jati Diri dan Penyebabnya
January 25th, 2009 Dimasukkan pada Kategori Cerita-cerita, Sekilas Info
Jati diri itu apa sih?
Pertanyaan itu selalu menggantung di pikiran Gnupi ketika masih bersekolah di SD dulu. Alasannya, karena di pelajaran PMP (Pendidikan Moral dan Pancasila) kata ‘jati diri’ seringkali terucapkan dan kerap bagian jawaban dari soal di ulangan-ulangan yang diberikan oleh guru saya dulu.
Bila dulu saya bertanya pada orang dewasa tentang apa itu ‘jati diri’, mereka seringkali kesusahan menjawabnya. Biasanya mereka akan menjawab dengan penyederhanaan definisi bahwa jati diri adalah kepribadian kita. Dulu sih saya tidak memperpanjang pertanyaan saya, dan percaya begitu saja. Namun, seandainya saja saat itu saya paham betapa pentingnya menemukan arti dari jati diri tersebut, maka saya akan terus mencari dan mencari pemahaman yang sebenarnya tentang jati diri.
Mengapa jati diri itu penting?
Pertanyaan di atas sangatlah urgent untuk mendapatkan sebuah jawaban. Dengan pemahaman saya yang dangkal ijinkanlah saya berbagi pendapat mengenai arti dari jati diri
Jati diri adalah ekspresi batin mengenai tempat dan peran kita di dunia ini, guna menemukan arti kehidupan yang hakiki, sebagai tuntunan hidup dalam menemukan kebahagiaan sejati di hidup kita
Sebuah definisi yang cukup panjang yach. Jika ada pembaca yang ingin berkomentar atau menambahkan, kolom komentar di bawah terbuka lebar untuk mendiskusikannya.
Koq tiba-tiba bahas jati diri sih?
Karena saya rasa penting untuk dibahas. Saat ini, banyak sekali saudara kita yang mengalami krisis jati diri. Mereka tidak tahu harus bersikap, berprinsip, berharap dan berbuat apa di tengah arus kehidupan yang menawari mereka dengan keragaman pola pikir yang menawarkan sebuah ‘kebenaran’ mereka masing-masing. Sebuah keadaan yang sering disebut dengan Krisis Jati Diri dalam pergaulan masa kini.
Banyak sekali pemuda Indonesia hanyut dalam apa yang mereka sebut pencarian jati diri, tanpa memahami bentuk jati diri itu sendiri dalam kehidupan. Hasilnya, beberapa dari mereka malah kehilangan jati diri mereka dan terus tersesat di dalamnya.
Di artikel ini saya tidak akan berusaha mengemukakan bagaimana seharusnya jati diri itu *guna menghindari konflik berkepanjangan* . Tapi lebih kepada mengapa krisis jati diri terjadi. Krisis jati diri seringkali disebabkan oleh:
Merasa hidupnya selalu diatur
Seringkali kita merasa hidup kita selalu dijalani dengan aturan yang dibuat oleh orang lain, entah itu orang tua kita, guru kita, norma masyarakat dan agama. Hasilnya, yang tumbuh malah pembangkangan terhadap semua aturan tersebut, dengan alasan mencari jati diri. Kita beranggapan bahwa jati diri kita mengatakan TIDAK pada semua aturan itu.
Padahal hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi, yang perlu kita lakukan adalah mencari nilai kebenaran dari aturan yang ada, sembari menimbang kembali proporsi antara hak dan kewajiban kita dalam sistem kehidupan yang kita jalani sekarang. Susah? ya jelas susah, lha kita harus bisa meredam ego kita untuk melakukannya
Mengejar penghargaan dari lingkungan
Pendapat bahwa jati diri seringkali dibentuk oleh lingkungan bisa jadi bumerang bagi yang mengutarakannya. Karena lingkungan kita juga belum tentu menemukan jati diri mereka, jadi bagaimana mereka bisa membentuk jati diri seseorang?
Yang benar, lingkungan menawarkan sebentuk pola pikir yang sering hadir di kehidupan seseorang, nah, soal jati diri seseorang itu menolaknya atau mengikuti pola pikir lingkungan, itulah yang mengubah pola pikir seseorang. Jadi lebih tepat untuk dikatakan bahwa lingkungan memberikan sebuah pertanyaan untuk dijawab oleh jati diri seseorang. Bila seseorang gagal menjawabnya dengan cara yang terbaik, maka orang tersebut akan mengalami krisis jati diri dan hanya mengejar pengakuan atas nilai-nilai dari orang lain yang (belum tentu telah menemukan jati dirinya) seumur hidupnya.
Memiliki pandangan sempit dan terbatas terdapat kehidupan
Ini adalah penyebab krisis jati diri paling krusial untuk diberantas. Tidak jarang kita hanya menerima kehidupan dalam 3 golongan, yaitu hidup enak, tidak enak dan biasa-biasa saja. Sekalipun penggolongan tersebut tidaklah sepenuhnya salah, akan tetapi parameter yang digunakannya sering kali menyesatkan, yaitu ‘harta’
Jadi, cara paling cepat untuk menemukan jati diri adalah dengan mencari kebenaran yang tanpa cacat, bukan hanya terlihat baik saat ini, tapi juga nanti, sampai kita keliang lahat sekalipun. Dan kunci untuk menuntun kita pada jati diri adalah dengan membiarkan nurani kita hidup, dan jangan pernah berhenti mempertanyakan kebermanfaatan hidup kita

LAin DULU :LAin Sekarang Tetapi Tetap Jangan MAu DILECEHKAN

Jika Kita harus mengingat masa sebelum Kemerdekaan di raih oleh bangsa ini, maka kita tahu bahwa sejarah membuktikan banyak darah yang tertumpah dari tubuh para pahlawan, namun saat itu memang negeri ini dijajah secara langsung oleh tentara - tentara para penjajah, dan seluruh rakyat secara sukarela untuk mengorbankan jiwanya demi mewujudkan kemerdekaan yang di cita - citakan.

lalu saat ini jika kata - kata perang dan perjuangan dihembuskan, maka banyak yang mengatakan ' buat apa perang2, zaman sudah maju, perang hanya membuat masalah baru, perang hanya akan menimbulkan bencana - bencana baru " tidak ada salahnya hal tersebut terlontar dari masyarakat, namun masih saja tetap ada yang dengan tegas untuk tetap melakukannya, nah yang menjadi perhatian saya, Republik ini adalah bangsa yang merasa merdeka dan terlalu larut dengan kemerdekaan saat ini, mengapa ? ketakutan2 kita akan tidak lagi bisa menikmati kemewahan hidup saat ini, serta kenyamanan saat ini akan terusik dengan peperangan.

sungguh mulia keinginan untuk menghindari peperangan yang akan menimbulkan kesenjangan dan kesengsaraan bagi masyarakat, bahkan mungkin resiko menang kalah akan menjadi akibat dari peperangan itu, saya sangat mendukung jalur diplomasi yang di kedepankan oleh presiden RI, namun kita punya sejarah Hitam dengan  diplomasi, lepasnya sipadan - ligitan cukup membuktikan bahwa nilai tawar diplomatis kita tidak bisa mengamankan kepentingan negeri ini. jika harus mencari sebab mengapa gerakan yang begitu frontal untuk meminta pemerintah tegas terhadap malaysia, dengan banyaknya kesalahan yang terakumulasi, mulai dari penyiksaan terhadap TKI, Perampasan Budaya, intervensi blok ambalat, pencaplokan batas wilayah, teroris di di indonesia,penghinaan warga indonesia di malaysia, dll. yang menjadi dasar utama gerakan2 itu muncul menurut saya adalah kekecewaan sebahagian masyarakat terhadap reaksi pemerintah terhadap malaysia. namun perang bukan merupakan solusi utama untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, hanya saja republik ini perlu menunjukan bahwa negara ini bangsa yang tidak akan diam jika tersentuh harga dirinya...!

sebagai bukti bahwa " kemerdekaan bangsa ini bukanlah karena pemberian namun dengan pertumpahan darah dan perjuangan yang begitu keras oleh para pahlawan "

dan Tidak salah saat itu Ir Soekarno Mengumandangkan " GANYANG MALAYSIA "

Tentang Bangsa Ku Yang Terpikirkan Malam Ini

 Dedi Harianto Lubis pada 19 September 2010 pukul 2:43

Setelah Lebih dari setengah abad Bangsa Ini Merasakan kemerdekaannya, dan sudah banyak mungkin yang berkembang di bangsa ini, baik itu infrastruktur, ekonomi, pendidikan, politik, sosial, hukum, dan lainnya. Tiga orde besar telah dilalui bangsa ini, mulai dari orde paling lama, orde baru, dan sekarang orde paling baru yang sangat di banggakan oleh bangsa ini, sudah silih berganti negeri ini mencoba - coba yang katanya putra - putri terbaik bangsa untuk menahkodai perahu besar ini...namun bukan lebih baik dari yang sebelumnya justru semakin banyak rakyat yang mengelukan kondisi bangsanya....namun kita patut bersyukur bangsa ini masih ada,...Memang setiap pemimpin bangsa ini memiliki plus minusnya, hal itu wajar sebagai manusia biasa yang memiliki posisi sama dengan rakyat lainnya.

khusus untuk orde saat ini, saya memiliki pandangan ( hanya pandangan Anak ingusan yg ga tahu apa2 ), entah kenapa ada pemikiran kekhawatiran tentang bangsa ini, hal ini terjadi karena banyak nya persoalan yang tidak sepatutnya muncul namun terjadi, sebagai Negara yang mengangungkan demokrasi yang kebablasan, bangsa ini masih belum bisa menata sistem politik yg dinamis, dan masih banyak hak - hak politik rakyat yang terabaikan, bukan hanya itu, kewajiban negara yang seharusnya memperhatikan rakyat fakir miskin dan anak - anak terlantar tidak memperlihatkan tanggung jawabnya untuk itu, disisi lain hak untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari - hari sebahagian rakyat yang tergolong menengaj kebawah juga sering di usik hany dengan alasan2 yang tidak masuk akal anak kecil.

penegakan hukum yang masih terlihat pandang bulu, aparat hukum yang masih bisa di beli, dan aturan - aturan yang dibuat tanpa kajian - kajian mendalam semakin menambah perjalanan hitam bangsa ini, belum lagi masalah dis intregasi bangsa yang semakin mencuat, adanya benih - benih konflik yang berbau SARA, dominasi Politik kekuasaan yg semakin menggila, aset2 nasional yg di jual dan terjual, ketahanan nasional yg mulai rapuh, jati diri yg telah memudar, dan politik adu domba yang di mainkan para elit. perkembangan Politik yang semakin tidak dinamis dan pemanfaatan kekuasaan untuk menutupi kekotoran yang mencuat, hal ini semakin membuktikan bahwa bangsa ini belum juga mampu menjadi diri sendiri yang merdeka.

Beberapa kali masalah datang menghampiri, namun terlihat bahwa pemimpin bangsa ini masih belum memiliki karakter kuat sebagai pemimpin negara yang memiliki keberagaman sangat kompleks ini, baru saja harga diri bangsa di lecehkan oleh tetangga kecil kita, budaya di curi, kedaulatan di usik, rakyat disiksa, dan kita tidak mampu menunjukan bahwa indonesia adalah macam asia.

Ditanya Kesejahteraan, masih banyak rakyat yang merasakan susahnya memakan nasi, bahkan masih banyak anak2 kekurangan gizi, putus sekolah, dan tidak mendapatkan pelindungan hukum. Tampak jelas bahwa rakyat bukan lagi prioritas bagi penguasa negeri ini untuk di sejahterakan, namun justru pengusaha dan pemodal asing yang menjadi tujuan utama untuk di beri fasilitas. susahnya mencari lapangan kerja dirasakan juga oleh para sarjana, kesenjangan sosial dan pendidikan masih dirasakan saat kemerdekaan sudah di usia 65 tahun ini. Lalu Timbul pertanyaan di pikiran ini, APA SEBENARNYA Yanga TERJADI  dengan BUMI PERTIWI INI ??

negara tanpa idiologi yang jelas, tanpa sistem pemerintahan yang pasti, tanpa sistem hukum yang kokoh, tanpa sistem pendidikan yang pasti ( Tanda Kutip ), tanpa pemimpin yang berkarakter, tanpa sebuah demokrasi yang berciri khas, tanpa pembagian kekuasaan yang benar, semua selalu menimbulkan sebuah masalah baru...sejak Reformasi Bergulir, negara ini justru memiliki masalah baru yang lebih kompleks dan akut. 

beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran yang cukup mengkhawatirkan :
1. semakin lunturnya jiwa nasionalisme generasi muda, ( karena semakin minimnya pelajaran sejarah bangsa dan penanaman idiologi yang baik )
2. seringnya timbul ketegangan antar umat beragama ( Meskipun telah di atur jelas didalam UUD 1945, UU, PP, PANCASILA )
3. timbulnya kelompok2 yg mengatas namakan etnis ( kembali ke era sebelum sumpah pemuda )
4. semakin maraknya kejahatan
5. penegakkan hukum yang sering di politisasi ( banyak kepentingan penguasa dan terkesan masih tebang pilih )
6. kebebasan yang tidak lagi terkontrol dengan baik dan menimbulkan kebebasan yang berlebihan.
7. semakin berkurangnya aset2 nasional ( karena di jual ke pihak asing )
8. tidak di berdayakannya putra - putri bangsa yang memiliki keahlian khusus ( org2 pintar tak terpakai )
9. tidak adanya program prioritas yg menjadi unggulan untuk kemajuan bangsa ( Pendidikan hanya sebagai penghias, politik lah yg menjadi unggulan, hahaha )
10. seringnya terjadi penggusuran, dan penindasan terhadapa rakyat miskin ( demi kepentingan Investor asing, dan keindahan, rakyatpun di korbankan )
11. tidak beraninya pemerintah membangun industri besar sebagai lapangan kerja bagi rakyat ( biar aja perusahaan asing yg megah2, payah )
12. aset2 agraris tidak lagi di kuasai oleh pribumi ( investor asing memberi fee besar untuk pemerintah, rakyat jadi pembantu teruslah )
13. hutang luar negeri entah untuk apa
14. SDA di jual keluar negeri meskipun untuk dalam negeri kekuangan, ( uang luar lebih besar nilainya, Materialisme )
15. Intervensi asing masih mendominasi para pemimpin negeri ini.
16. otonomi yang menimbullkan fanatisme daerah berlebihan.

hal2 tersebut mungkin sudah lebih dulu dipikirkan oleh para elite dan penguasa negeri ini, namun pembiaran terus terjadi, dan pada titik klimaks yang sudah akut barulah mungkin mereka kebakaran rambut, dan semakain panik. pantas saja banyak yang risau dengan kelangsungan negeri yang kaya raya ini, karena masih banyaknya masalah yang terus ditimbulkan oleh pemegang semua kendali di setiap lini yang berkuasa. atau ada kemungkinan memang intervensi intelijen asing turut berperan dalam setiap kekacauan atau masalah yang timbul di INDONESIA ???

KITA BUTUH KESABARAN DAN PENGORBANAN YANG LEBIH SAJA

 Dedi Harianto Lubis pada 28 September 2010 pukul 5:33

Setelah Hampir 3 tahun berhenti dari aktifitas di kelompok fanatik football di Pekanbaru, akhirnya pada awal tahun 2010 aktifitas itu kembali di jalaninya, bersama beberapa senior terdahulu mencoba memberikan warna baru di lapangan dalam mendukung yang di cintainya, hanya saja langkah tersebut ternyata masih mendapatkan kendala. Meskipun masih membawa bendera yang sama dan memilih posisi yang berbeda masalah langsung saja timbul, bahkan itu berasal dari dalam si bendera tadi, ternyata banyak pihak teras yang tidak menyetujui adanya kekuatan baru meskipun satu bendera. Akhirnya dia pun diam sejenak, dan ternyata tidak sampai disitu, kalangan teras pemiliki bendera malah melakukan preasure bahkan teror, isu - isu tidak enak pun menyebar dilingkaran sang bendera yang membuat dia terpojok, hingga benar - benar dianggap pemberontak dan selalu salah. Tiba pada saatnya rekan - rekannya yang terdahulu tidak dipebolehkan memasuki stadion meskipun telah memiliki tiket, dengan alasan sang penjaga neraka itu mengatakan bahwa itu perintah setiap anggota dia tidak boleh masuk....hal itu ternyata tidak melemahkan semangatnya untuk melakukan sesuatu, hingga pada akhirnya dia pun kembali diajak oleh para senior untuk membentuk kelompok dan jaringan baru, dia pun semangat dan berusaha mewujudkan sesuatu yang  berbeda.

hingga pada awal tahun 2010 bersama kawan - kawan yang masih memiliki rasa cinta yang tulus wadah itu terciipta dengan wajah dan nama baru. Dengan terus berjalannya waktu wadah itu dibenahi bersama, hanya saja tidaklah begitu mudah untuk membuat wadah itu menjadi satu yang besar dan indah, seringnya silang pendapat dan perbedaan pandangan hingga eksistensi yang muncul membuat perjalanan wadah tersebut tidak mulus, pertikaian internalpun terjadi.

Berawal dari belum satunya niat untuk berkorban demi membesarkan wadah tersebut membuat sebahagian memilih untuk berdiam diri, pemahaman yang kurang tentang loyalitas, rasa cinta dan militansi terhadap apa yang di cintai membuat sebahagian berpikir pragmatis, motivasi yang berbeda membuat selalu saja terjadi kesalahpahaman sesama, hingga menimbulkan konflik yang tidak jelas apa yang di pertahankan.

Keinginan sebahagian rekan - rekan yang tetap semangat menjadi ruh untuk wadah itu tetap bertahan seiring terus berlangsungnya perang dingin ( hujan lebat, hahaha ), rasa cinta terhadap yang disayangi membuat kekuatan - kekuatan kecil terus terkumpul, dan setelah melalui masa coling down yang cukup lama, wadah itupun kembali menunjukan eksistensinya.

Sesungguhnya Jika Kita sama - sama mengerti akan sebuah rasa yang kita miliki dan keinginan bersama yang membuat kita terkumpulkan, maka kita akan bertahan. Semua butuh Pengorbanan walaupun Sekecil apapun, tidak ada sesuatu yang didapat tanpa pengorbanan, jika kita hanya berpikir berharap akan adanya durian runtuh, maka duduklah dibawah pohon durian yang telah besar dan berbuah, namun jika kita ingin mengetahui susahnya membesarkan pohon durian, maka tanamlah benihnya dan rawatlah dengan senang hati hingga dia besar dan memberikan rasa puas dan bahagia sebagai tanda terimakasihnya atas pengorbanan yang telah kita berikan.

SALAM SATU JIWA HANYA UNTUK YANG MENGERTI LOYALITAS DAN CINTA.

KUNCI PEMERINTAHAN YANG BAIK ( Menurut Ajaran KONFUSIUS )

Pandangan Konfusius tentang pemerintahan dan manusia mungkin merupakan elemen terpenting dalam ajarannya.

Dia Percaya bahwa tujuan pemerintahan adalah kesejahteraan rakyat. Cara Yang terbaik untuk memerintah adalah dengan nilai Moral dan contoh kehidupan yang baik dari pemimpinnya, bukan dengan cara negatif dari UNDANG - UNDANG dan PENGHUKUMAN. Calon pemerintahan  yang terbaik adlah mereka yang dibekali dengan kualitas kemanusiaan dan pengetahuan yang mendalam. Untuk alasan ini, dia memperhatikan Perkembangan INDIVIDU.

ajaran Yang berpusat pada sekitar Kesempurnaan manusia, atau kebaikan hati, yang kualitas utamanya adalah sopan santun, toleransi, iman, kerajinan, kebaikan, moderat, keberanian, kesetiaan, Kesalehan ( bakti Anak pada  orang tua ).dan elemen - elemen ini dapat diperoleh hanya melalui PENDIDIKAN  DAN PENGEMBANGAN DIRI, Jadi Yang terpenting adalah PEMBELAJARAN.

Pendidikan, CInta Kebaikan, akan menjadi kebodohan; cinta akan keberanian dapat menjadi kecerobohan,; tanpa pembelajaran, Cinta akan kejujuran dapat mengarah pada mudah di tipu, Cinta akan kebenaran akan mengarah pada kecerobohan; Cinta akan kebijaksanaan akan menjurus pada generalisasi yang dangkal, dan cinta akan kesetiaan dapat menyebabkan orang lain menyakiti orang lain.

kualitas moral sejati lebih penting dibandingkan dengan penampilan luar seseorang.
tetapi kebajikan batiniah harus dibuktikan dengan tingkah laku yang baik. Dia juga percaya bahwa kesopanan yang membentuk manusia. Kesopanan, baik di depan umum atau tidak, mempunyai pengaruh tidak langsung pada karakter seseorang yang akan mendorongnya menuju kebaikan dan mencegahnya melakukan kesalahan. seperti mendengarkan Musik akan membuat pikiran harmoni, perilaku yang baik akan membuat karakter seseorang harmonis.

orang yang ideal adalah orang yang mempunyao kebijaksanaan dan kebajikan.
pentingnya pendidikan, pengajaran tentang prinsip moral, penghormatan pada para cendikiawan dan profesi guru, keyakinan pada peran keluarga dan pentingnya pelayanan masyarakat, memberi pengaruh besar.

Prinsip moral yang tinggi dan tingkah laku yang baik dapat membantu membentuk kesadaran diri dan etika, sehingga menciptakan kedamaian dan struktur sosial yang baik, PEmaksaan Hukum hanyalah membuat manusia mencoba untuk menghindari hukuman tanpa mengembangkan kesadaran.

" APAKAH ANDA PIKIR SEORANG PRIA DAPAT DIKATAKAN MURAH HATI JIKA DIA MEMILIKI HARTA YANG BANYAK DAN TAK TERNILAI HARGANYA TETAPI MENGABAIKAN KESULITAN NEGARANYA ???"

"Cukup Makan, Cukup perlindugan dan Kepercayaan Rakyat adalah hal terpenting dari PEMERINTAHAN "
Sebuah Negara Tidak akan berdiri jika masyarakatnya tidak mempunyai keyakinan dan kepercayaan pada Pemerintahnya.

Marhaenisme Masih Relevan Untuk Menjawab Persoalan Bangsa

Yakobus Mayong Padang:

Minggu, 11 Juli 2010 | 5:22 WIB





Tokoh Oleh : Ulfa Ilyas

Jika penderitaan rakyat Indonesia mau dianalogkan, ambil contoh orang yang mau tenggelam, maka tenggelamnya rakyat Indonesia sudah sampai di leher. Sedikit lagi, jika tidak ada pertolongan secepatnya, maka rakyat akan tenggelam dan mati.

Meskipun keadaannya sudah begitu, namun pemerintah belum juga punya “perhatian” untuk menyelamatkan rakyat yang sudah hampir tenggelam ini, malah terkesan sengaja untuk mengabaikan.

Ini tema penting dalam diskusi saat ngopi bareng Yakobus K Mayong Padang, politisi dari PDIP dan mantan anggota DPR dalam dua periode, yang digelar oleh Kedai Kopi dan Teh Nusantara di Jakarta, Jumat (8/7).

Terkait hal itu, politisi PDIP Yakobus Mayonpadang menilai, tidak ada keinginan pemerintah untuk memperhatikan nasib kaum “marhaen”, yang mana dapat dibuktikan dengan ketiadaan perbaikan apapun terhadap kehidupan rakyat marhaen hingga saat ini.

“Negara ini tidak pernah memihak kepada rakyat. jika infrastruktur publik mengalami kerusakan, maka kita harus menunggu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk adanya perbaikan. Tapi, ketika infrastruktur swasta yang rusak, maka dalam hitungan jam pemerintah akan segera bereaksi,” kata Yakobus mencontohkan.

kaum marhaen tidak cukup hanya berjuang pada aspek-aspek kepentingan jangka pendek, atau sering disebut perjuangan sosial-ekonomi, tetapi harus mulai melihat perjuangan jangka-panjang.

Hal itu membenarkan pernyataan bahwa negara lebih memihak kepentingan modal swasta ketimbang rakyatnya sendiri. Dalam setiap konflik antara rakyat versus pemilik modal, negara dan aparatusnya selalu menjadi pihak yang tidak netral dan telah memilih untuk berdiri sebarisan dengan kepentingan modal. Apalagi di jaman neoliberal ini, sebuah jaman yang seringkali diidentikkan dengan kolonialisme di masa lalu. Ini adalah jaman dimana modal telah menjadi tuhan baru, yang kekuasaannya bisa menciptakan kiamat bagi orang-orang miskin di berbagai negara, terutama di kawasan negeri dunia ketiga.

Di tengah proses penghancuran oleh mesin kolonialisme baru ini, rakyat marhaen seolah-olah telah kehilangan induk yang harus melindungi mereka, yaitu negara. Negara dan aparatusnya tak lagi menjadi pelindung, apa yang disebut di preambule UUD 45, segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Mengenai hal itu, Yakobus juga memiliki pendapat yang hampir sama, bahwa rakyat Indonesia jangan lagi berharap kepada pemerintah, DPR, atau institusi politik lainnya, karena mereka bukan lagi representasi politik dari kepentingan rakyat, tetapi harus menyandarkan diri pada kekuatan sendiri.

Yakobus menambahkan, kaum marhaen tidak cukup hanya berjuang pada aspek-aspek kepentingan jangka pendek, atau sering disebut perjuangan sosial-ekonomi, tetapi harus mulai melihat perjuangan jangka-panjang.

Dalam konteks itulah, teori-teori perjuangan Bung Karno menjadi sangat relevan untuk dibuka-buka kembali dan dibaca secara kritis, terutama mengenai aspek-aspek anti-kolonial dan strategi perjuangannya. “Ya, Marhaenisme sangat relevan untuk sekarang ini. Tak perlu mengimpor teori dari luar,” ujarnya.

Bung Karno pun pernah berkata, “Marhaenisme itu bukan sekedar Political Theory, bukan sekedar teori politik, –teori untuk mempersatukan atau untuk mencakup semua orang-orang Bangsa Indonesia melarat–, tetapi Marhaenisme adalah teori perjuangan.”

“Marhaenisme itu dalam perjuangan dan tidak ikut berjuang, maka saudara bukan Marhaenis sejati,” demikian dikatakan Bung Karno.

Mengenai relevansi Marhaenisme dalam situasi saat ini, Yakobus berusaha menandai pertumbuhan petani miskin dan pemilik alat produksi kecil akibat neoliberalisme. ”Sekarang, kekuatan terbesar rakyat Indonesia adalah kaum marhaen.”

Ini juga didukung oleh Dominggus Oktavianus, salah satu pengurus KPP-PRD, bahwa neoliberalisme telah menciptakan perkembangan sektor informal yang mencapai 70% dari angkatan kerja.

Namun, soal bagaimana menghidupkan kembali ajaran Bung Karno dalam situasi saat ini, misalnya Marhaenisme, baik Yakobus maupun peserta diskusi lainnya sangat menyadari bahwa de-sukarnoisme selama puluhan tahun punya kontribusi besar terhadap ”penggusuran ajaran-ajaran Bung Karno”.

”Sekarang ini, kalaupun ada pengkaderan-pengkaderan mengenai marhaenisme, tapi itu belum massif dan kurang menyentuh ke lapisan bawah dan masyarakat luas,” kata Yakobus.

Terkait kebutuhan perjuangan ke depan, Yakobus menggaris bawahi beberapa hal penting selain adanya teori politik dan perjuangan, yaitu adanya praktik politik berbeda dan integritas politik seorang pemimpin partai.

”Sekarang ini, kalaupun ada yang mengaku oposisi secara terbuka, tapi praktik politiknya terkadang tidak berbeda jauh dengan partai berkuasa. Padahal, oposisi harus menerapkan praktik politik berbeda untuk membedakan garis politiknya dengan penguasa,” demikian dikatakan Yakobus.

Dia menekankan pentingnya seorang politisi untuk menjaga integritas politik, yaitu berani hidup pas-pasan demi memperjuangkan kepentingan rakyat dan bangsanya. ”kita perlu menyamakan antara pernyataan politik dan tindakan politik”.

Terakhir, dalam kesempatan diskusi itu, Yakobus juga menekankan pentingnya persatuan di kalangan kekuatan progressif dan nasionalis. “Kita perlu menunjukkan kekuatan, bukan menunjukkan kelemahan,” ujarny

ANCAMAN TERHADAP JATI DIRI BANGSA

 Dedi Harianto Lubis pada 1 Oktober 2010 pukul 3:20

Dengan Era reformasi seharusnya kita semua merekonstruksi kembali nilai - nilai luhur budaya bangsa yang telah pudar, untuk tidak dikatakan hilang. Reformasi harus memberikan pencerahan bagi bangsa dan masyarakat, Namun sangat disayangkan sebagian besar dari kita semua berjalan dengan keinginan masing - masing, sehingga tujuan yang akan dicapai tidak pernah kesampaian. Sekali lagi kita wajib bersyukur dengan masih berdirinya bangsa ini.

Kita harus senantiasa sadar bahwa penjajahan dimuka bumi ini tidak akan pernah berakhir. Penjajahan secara fisik memang telah berakhir. Akan tetapi penjajahan melalui jalur non fisik seperti penjajahan budaya selalu datang untuk merusak nilai - nilai budaya kita. Harus diingat bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa Yang besar. Sejarah peradaban manusia bisa tetap bertahan asalkan bangsa itu mampu mempertahankan identitas/jati dirinya sebagai sebuah bangsa.

telah Lebih satu dasawarsa reformasi bergulir, harapan yang diharapkan oleh para pencetus reformasi yang meruntuhkan rezim orde baru ternyata tidak kesampaian. Mahasiswa dan masyarakat yang menginginkan perubahan, kesejahteraan dan kemakmuran, ternyata terbelenggu dengan penderitaan yang berkepanjangan, mulai dari krisis ekonomi, budaya, keamanan, politik, dan lainnya. Apalagi Krisis multi dimensi, reformasi semakin mengarah ke pada orde yang melupakan sejarah dan terjerumus kedalam NEOLIBERALISME, KAPITALISME, Dan NEOKOLONIALISME.

cita - cita yang dahulu di cetuskan oleh bung karno dalam Trisakti " BERDAULAT DIBIDANG POLITIK, BERDIKARI DI BIDANG EKONOMI, BERKEPRIBADIAN DI BIDANG KEBUDAYAAN " hanya tinggal sebuah cita - cita yang tertulid didalam buku sejarah bangsa ini, bahkan tidak satupun dari cita - cita itu terwujud.

Saat ini Kita perlu menyadari bahwa neokolonialisme tidak lagi menggunakan senjata untuk menguasai kekayaan negeri - negeri yang dahulu terjajah, mereka menggunakan elit bangsa yang telah dicekcoki dengan pikiran - pikiran kebaratan dan bersedia membantu mempraktekan neokolonialisme lewat pembentukan berbagai undang - undang, Termasuk amandemen UUD 1945 yg merupakan awal masuknya kepentingan asing ke negara republik INDONESIA.

Pancasila sebagai ideologi bangsa tidak lagi menjadi pedoman dan alat pemersatu bangsa ini, Sejak reformasi bergulir telah banyak pancasila tersakiti oleh ulah anak bangsa sendiri, sadar atau tidak, banyak dari kita yang tidak lagi berpikir bahwa bangsa ini terbentuk dengan pengorbanan darah dan jiwa hanya untuk satu tujuan kemerdekaan dan kejayaan bangsa indonesia.Persatuan dan kesatuan bangsa yang dahulu telah diikat dengan semangat semangat nasionalisme dan patriotisme oleh para pendahulu bangsa ini tidak lagi merekat kuat, bahkan telah mulai terpecah, hanya dengan sebuah kepentingan, dan sangat disayangkan para elite pun telibat dalam penjerumusan bangsa dengan retorika politik dan kebebasan, masyakat pun terbuai dengan suara demokrasi yang tidak jelas karakternya.

Jika harus bertanya bukti, cukup sudah berbagai peristiwa - peristiwa yang kita saksikan untuk menjadi tolak ukur penilaian kita masing - masing, hingga bangsa lain pun berani melecehkan kedaulatan bangsa indonesia dengan cara - cara yang vulgar dan terang - terangan, Peringatan 1 Oktober yang merupakan moment kebangkitan perjuangan terhadap Mempertahankan Jati diri bangsa hanya tinggal moment sejarah yang diperingati melalui sebuah upacara seremonial, didalam kehidupan berbangsa dan bernegara itu tidak lagi kita jadikan jiwa kita.

Bahkan Mungkin dari kita masih ada yang lupa Bunyi dari kelima sila pancasila, atau bahkan disekolah - sekolah dasar hingga menengah atas pelajaran tentang ideologi bangsa tidak lagi menjadi pendidikan yang harus mendapatkan prioritas ??

Sudah Selayaknya Kita terbangun secara bersama - sama bahwa saat ini meskipun belum begitu terasa bagi sebahagian rakyat indonesia bahwa " ANCAMAN TERHADAP JATI DIRI BANGSA " telah berada pada kondisi yang sangat parah, dan Kita Semua memiliki tanggung Jawab untuk Melakukan Penjagaan dan Perawatan agar JATI DIRI Kita tetap Kokoh dan KUat.

Pelukis, lukisan dan kehidupan

Kehidupan adalah sebuah kain kanvas, yang awalnya putih tanpa noda,
kemudian sang pelukis mulai menggoreskan satu persatu warna - warna
begitu juga kehidupan kita yang pada awalnya lahir bersih
kemudian kita beranjak dewasa dan mulai menodai kehidupan ini dengan satu persatu dosa - dosa dunia

keindahan hasil lukisan tergantung keahlian si pelukis untuk menggoreskan kanvasnya di kain putih dengan perpaduan warna
kemudian warna - warna itu akan memperlihatkan keindahan jika hasilnya bagus
begitu juga kehidupan kita yang, keindahan hidup kita tergantung pada keahlian kita untuk melalui dan menapaki jalan kehidupan di jalannya
kemudian perjalanan itu menjadi hasil akhir dari amal kita pada hari akhir nanti

Pilihan Adalah Resiko

Dalam Segala hal bagi kita bukanlah hal yang mudah untuk mengatasinya, terutama bila kita telah dihadapkan akan sebuah pilihan yang membuat kita bimbang dan ragu untuk menentukannya, bahkan tidak jarang dari kita malah mengabaikan arti penting sebuah pilihan hanya sebuah rasa aman atau asas penyelamatan diri semata. Sering kita tidak sadar bahwa pilihan itu merupakan yang seharusnya kita lakukan pada saat harus memilih.

Kita selalu mengalami kesulitan dalam mengambil sebuah keputusan meskipun itu merupakan hal yang sangat terpenting sekalipun, sebagai contoh dalam hal menentukan pasangan, keseringan dari sebahagian orang sangat bimbang apakah pilihannya tepat atau tidak, ini bukan dikarenakan faktor - faktor yang seharusnya menjadi pertimbangan, tetapi lebih oleh faktor - faktor subjektif akan adanya pandangan yang mempengaruhi pilihan, contoh lain; misalnya dalam menentukan dukungan terhadap calon - calon yang ikut dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah, perwakilan mahasiswa, dan menetukan setiap pilihan didalam hal lainnya. Sebagai sebuah pandangan buat kita semua, bahwa sesungguhnya pilihan adalah sebuah resiko bagi kita yang akan menentukannya, dan sungguhlah bijak jika kita bisa mengambil sebuah keputusan akan sebuah pilihan dan siap akan apapun resiko yang kita terima nantinya, dengan kata lain baik memilih ataupun tidak memilih, itulah adalah sebuah pilihan dan merupakan resiko bagi kita.

" Hilang "

Kebesaran untuk mengharapkan sebuah asa yang tersembunyi didalam misteri kehidupan ini sungguh sangat menyiksa untuk selalu berada didalam kegalauan sebuah rasa hampa, Kemampuan untuk bertahan pun seolah akan hampir punah dan mencoba menjatuhkan tubuh ini didalam kehancuran hati yang tak akan mampu menjadi satu kembali.

Jika Kerisauan ini tak jelang berakhir, diri pun takkan jelang berdiri tegap bak tentara yang gagah berani, semua kepingan tadi tak dapat satu lagi dan membiarkan kepingan - kepingan itu bertebaran kemana ia pecah. Hari berlalu bak detik yang terus berdetak melewati waktu - waktu yang berlalu, langkah kaki terus meninggalkan belakang untuk maju kedepan dengan sebuah asa yang masih tersembunyi apa akhirnya.

Mampu diri untuk bertahan namun terusik dengan malam yang sunyi menemani hari - hari, hujan turun bak tangisan hati yang sangat deras menyesali apa yang telah berlalu pergi membawa pecahan - pecahan hati, mungkin jika berbenturan dengan sebuah gempa, maka getaran diri ini lebih kuat dan keras untuk menghancurkan semangat diri untuk bertahan...

kekosongan yang tak terisi dan keberadaan sisi hati yang tak tersingkap hingga hidup ini pergi meninggalkan bumi, akan menjadi sebuah lukisan kesedihan yang telah kehilangan indahnya perpaduan warna dan membiarkan mata melihat tanpa perasaan dan pilihan hati.

SUMPAH PEMUDA, MASIHKAH BERLAKU ???

 Dedi Harianto Lubis pada 16 Oktober 2010 pukul 5:09

  Persatuan dan pembangunan serta pertahanan sebuah bangsa tidak akan pernah lepas dari peran serta para pemuda untuk mewujudkannya, kemerdekaan bangsa indonesia sebagai salah satu contoh bahwa pemuda lah yang mampu untuk mewujudkannya, dengan semangat dan kekuatan mental untuk merdeka akhirnya pada 17 agustus 1945 kemerdekaan itupun di proklamirkan atas nama bangsa indonesia oleh bung karno yang setelah itu diangkar menjadi Presiden pertama Republik Indonesia.

namun jauh sebelum itu semangat untuk bersatu dan merdeka telah di bangun oleh pemuda - pemudi bangsa ini, untuk pertama kali dalam sejarah pada tahun 1908 melalui bung tomo, kebangkitan bangsa ini di wujudkan dengan lahirnya gerakan untuk bangkit dan bergerak untuk mewujudkan kemerdekaan, namun dengan masih terkotak - kotaknya pemuda saat itu, kemerdekaan dan pergerakan masih dilakukan secara kelompok dan tidak didasari kepentingan bersama, dan pada tanggal 28 oktober 1928, para pemuda pemudi indonesia mengumandangkan sumpah pemuda yang menjadi perekat semangat kebersamaan untuk mewujudkan indonesia yang merdeka.

namun sejalan dengan perjalanan sejarah yang selalu mengalami perubahan dari masa dan era yang berbeda, sumpah itupun seolah - olah mulai terkikis kembali dalam jiwa pemuda indonesia saat ini, entah apa yang mendorong sumpah itu , namun itulah kenyataan yang semakin memprihatinkan ibu pertiwi saat ini, terlihat jelas dengan perubahan era - era kepemimpinan dan perkembangan zaman saat ini sangat berdampak pada jati diri pemuda yang di ilhami oleh sebuah sumpah sebagi perekat semangat persatuan para pemuda.Ataukah memang masa berlaku sumpah itu sudah habis, sehingga tidak lagi menjadi ruh bagi persatuan bangsa saat ini. dan bukan lagi menjadi landasan yang menjiwai pergerakan para pemuda saat ini, pengelompokan para pemuda terus terjadi dengan wajah sebuah demokrasi yang menjadi kemasan guna memperlihatkan keindahannya semata, sementara banyak nilai - nilai kebangsaan yang terlupakan oleh para pemuda saat ini, memilukan memang melihat terjadi perang, bentrok dan aksi -  aksi anarkis yang terjadi antar pemuda yang berbeda etnis, agama dan ras.

Hal ini harus disadari oleh para pemuda, bahwa saat ini sudah saatnya kita kembali menjadi Pemuda Indonesia yang telah mengikrarkan sebuah sumpah sebagai pemuda yang berbangsa, bertanah air, dan berbahasa indonesia, dan mampu meguatkan persatuan guna mewujudkan kokohnya bangsa ini ditangan generasi muda. dan Sudah seharusnya pemerintah memperhatikan perkembangan pemuda bangsa ini, jangan hanya mengutamakan kepentingan semata dan hanya memanfaatkan para pemuda sebagai alat untuk mengawal kepentingan politik semata.

Pemuda Indonesia harus bangkit dan bersatu membangun, menjaga dan mempertahankan keutuhan bangsa dan tanah air.

Kita adalah Pemuda bangsa sebagai pelaksana perubahan dan menjadi kontrol sosial yang menjadi harapan semua rakyat Indonesia dalam mewujudkan Indonesia yang benar - benar merdeka, sejahtera, cerdas, dan kuat. dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika Kita melangkah hanya untuk satu tujuan dan demi NKRI !

Salam PEMUDA INDONESIA

Dalam Rangka Memperingati
SUMPAH PEMUDA

28 Oktober 1928 - 28 Oktober 2010

" POLITIK KALANGAN BORJUIS "

 Dedi Harianto Lubis pada 26 Oktober 2010 pukul 5:42

 Dalam Dunia Politik Orang - orang mengatakan bahwa yang ada hanya kepentingan sesaat dan tidak ada pertemanan abadi dan tidak ada musuh yang abadi, semua dalam perpolitikan dapat menjadi mungkin dan kemungkinan - kemungkinan selalu dapat terjadi, dan didalam politik tidak ada kepastian yang pasti.

Sejenak memikirkan hal tersebut membuat kebingungan dan ketakutan dalam diri akan dunia perpolitikan, banyak kalangan mahasiswa, aktivis dan masyarakat menyatakan diri anti terhadap politik dan menimbulkan sikap apatisme dalam percaturan politik, entah benar atau betul, memang didalam kehidupan sehari - hari banyak dari kalangan tersebut yang hanya menjadi korban bahkan barang dagangan dalam dunia perpolitikan yang saat ini di dominasi kalangan borjuis dan konglomerat yang ingin mempertahankan bisnis dan kekayaannya, sehingga mereka harus mampu menjadi penguasa didalam dunia politik, begitu juga dengan para - para koruptor ulung dan kalangan mafia tingkat tinggi sekali, dengan modal dan kekuatan yang mereka miliki mencoba mengintervensi para penguasa agar lebih memperhatikan mereka ketimbang rakyat kebanyakan.

Hal ini apakah memang lazim terjadi atau memang ini wajah asli dunia politik itu sesungguhnya, bahwa yang miskin dan terpinggirkan tidak pantas untuk berkecimpung lebih dalam di dunia politik, kalangan ini cukup menjadi sarana dan kekuatan sesaat bagi kalangan - kalangan diatasnya untuk mewujudkan kekuasaan mereka serta mempertahankan pengaruh mereka, jika memang seperti ini, sungguh saat ini dunia politik itu nyata hanya sebagai alat untuk berkuasanya orang - orang borjuis yang berlimpah materi dan pengaruh.

Hak politik hanya dapat dimiliki oleh mereka yang mampu memberikan lebih banyak dan memiliki kekuasaan atas uang. Jika Dilihat dari kinerja pemerintah secara politis, jelas hal ini benar terjadi saat ini, banyak kebijakan pemerintah yang tidak lagi memberikan peluang bagi masyarakat kebanyakan untuk menikmati sebagai warga negara yang telah merdeka, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup, memenuhi kebutuhan pendidikan, sumber daya alam, dan berperan dalam politik. Saat ini pengambil kebijakan lebih mengutamakan untuk melindungi para investor dan para pemodal asing yang telah dan akan membeli sedikit demi sedikit bangsa ini, baik sumber daya alam, sumber daya manusia, pasar, dan industri.

Namun perlindungan terhadap para pengusaha kecil dan menengah hanya sebatas perlindungan setengah hati saja, banyak aturan yang di timbulkan sehingga perlahan mematikan usaha - usaha kecil dan menengah, dengan dalih harus mampu bersaing, para pengambil kebijakan mengagung - agungkan para investor dan pemodal asing. Program - program bantuan untuk usaha kecil menengah masih saja terkendala dengan birokrasi yang mempersulit para masyarakat awam, sehingga tidak bisa menikmati bantuan tersebut untuk pengembangan usaha.

Begitulah wajah dunia politik yang mempengaruhi para pengambil kebijakan yang harus mengutamakan siraman air yang deras dari para borjuis dan konglomerat, sehingga membiarkan rakyat mendapatkan kekeringan yang berkepanjangan.

Semoga Pemerintah saat ini cepat SADAR akan masyarakat yang haus akan air deras keberpihakan kepada mereka sebagai rakyat indonesia yang harus disejahterakan guna mencapai kemakmuran bangsa Indonesia yang dicita - citakan.

SAAT NYA BANGKIT UNTUK MEMBANGUN NEGERI DENGAN MENSEJAHTERAKAN RAKYAT...!!!!

" MEREKA KECEWA BUKAN KARENA DI BOHONGI, TETAPI KARENA DIRAGUKAN "

 Dedi Harianto Lubis pada 30 Oktober 2010 pukul 23:27

Saat Sesuatu Yang diharapkan tak di dapatkan, selalu saja menimbulkan rasa kecewa yang mempengaruhi semangat maupun kinerja dari setiap yang mengalaminya, dan jika hal tersebut terjadi pada setiap orang yang  memiliki loyalitas kepada yang memimpinnya maka orang tersebut akan menjadi berubah ketika dia berpindah kepada orang lain, namun semangat yang ia miliki tetap ada meskipun hanya setitik dan bisa menjadi sebuah semangat yang menggelora disaat dia telah mendapatkan kembali sesuatu yang hilang tersebut dan mampu memberikan kekuatan yang lebih lagi bagi setiap orang untuk terus bangkit dan melakukan yang terbaik.

kebersamaan awal yang terbentuk, meskipun berubah seharusnya tidak dijadikan pemicu untuk menurunkan semangat juang dalam meraih sebuah keinginan dan impian mulia yang telah diniatkan, jadikan hal itu sebagai sebuah pelajaran untuk dapat menunjukan bagaimana seharusnya menghargai dan menjalankan sebuah komitmen awal sebagai bentuk konsistensi sebagai seorang yang dihargai dan dihormati nantinya.

Sebagai Seorang calon pemimpin seharusnya bisa mengambil sikap dan menentukan pilihan dan menjalankan sesuatu yang telah disepakati, jangan terlalu mempertanyakan bisa atau tidaknya, tetapi tanyalah sejauh mana ia memiliki kemauan untuk itu, meskipun bisa atau tidak merupakan bahagian terpenting, namun semua tak akan berjalan ketika kemauan untuk itu tidak ada, memberi support lebih baik dari pada memberikan penilaian apalagi penilaian negatif terhadap apa yang belum pernah dilakukan.

Keputusan yang telah diambil harus bisa dipertanggung jawabkan, dan setiap yang merasa terganggu dengan keputusan itu harus dapat menerimanya sebagai bahan intropeksi, karena bukan harapan yang bisa membuat orang memberikan loyalitas kepada orang lain tetapi kepercayaan akan kemampuan dan keinginan orang itu kepada kita.

sebenarnya Bukan harapan yang harus di beri, tetapi kepercayaan akan  sebuah harapan !

" PEMIRA UIR 2010 & APATISME MAHASISWA "

 Dedi Harianto Lubis pada 8 November 2010 pukul 23:10

 Pada pagi hingga sore hari tadi pesta demokrasi baru saja dilaksanakan di kalangan intelektual di kampus universitas islam riau untuk memilih presiden dan wakil presiden mahasiswa untuk periode 2010 - 2011, empat pasangan bertarung untuk menduduki singgasana sebagai pemimpin sekitar 20.000 an mahasiswa di universitas tersebut.

Namun layaknya pemilihan umum di negeri ini, proses pemilihan di tingkat universitas yang di ikuti kalangan intelektual ini tidak lepas dari berbagai permasalahan yang seharusnya tidak perlu terjadi, persyaratan bagi para mahasiswa yang dapat memilih misalnya, awalnya, bagi mahasiswa yang ingin memilih harus memiliki KTM/KRS/Kartu Her, namun ternyata aturan dewan presidium harus KTM aktif atau baru dan bagi yang menggunakan KRS harus yang telah lunas,  ( yang dispensasi tidak bisa memilih ), persyaratan ini yang dinilai tidak bisa diterima oleh banyak mahasiswa, karena dinilai berpotensi menghilangkan hak politik mahasiswa untuk berperan aktif didalam menentukan pemimpin mereka. Dilema tidak diterimanya Mahasiswa yang dispensasi ini sempat menimbulkan ketegangan dan menghentikan proses pemungutan suara di seluruh TPS disetiap Fakultas, Di fakultas Hukum perdebatan yang sangat sengit terjadi antara panitia dan mahasiswa yang akan memilih. Namun setelah lebih kurang satu jam perdebatan akhirnya ketua KPRM menyampaikan, Bahwa, kawan - kawan mahasiswa yang belum melunasi Uang Kuliah atau Dispensasi bisa memilih dan menggunakan hak politiknya.

Namun dibeberapa Fakultas hal tersebut belum diberitahukan oleh KPRM UIR sehingga masih ada panitia yang menerapkan aturan awal. disisi Lain Pemilihan Presma dan Wapresma UIR yang notabene adalah kalangan intelektual masih saja terlihat tingkat apatisme dan ketidak ikut sertaan mahasiswa yang sangat tinggi, tercatat dari surat suara yang dicetak berjumlah 13.000 surat suara, hanya sekitar 3000 an yang terpakai, padahal jika di lihat dari jumlah mahasiswa yang mencapai 20000 an ini, tidak sampai 50 % mahasiswa yang berpartisipasi dalam pemilihan raya mahasiswa ini.

selain itu, masih banyak kalangan mahasiswa yang memandang pemilihan raya ini sebagai ajang untuk memanfaatkan para calon dalam memenuhi kebutuhan pribadi, misalnya, masih ada sekelompok mahasiswa yang menjual suara mereka kepada para calon dengan nilai materi, dan mempertanyakan keuntungan secara materi. disisi lain ada juga kalangan mahasiswa yang bermain bak politik dinegeri ini dengan melakukan bargaining posisi dalam kabinet jika mendukung pasangan calon, dan bahkan ada juga pasangan calon yang bargaining kepada calon lain jika mengarahkan pendukungnya ke calon lain.

Sejauh pemantauan kami proses pemilihan tidak terdapat hal - hal yang bernuansa Anarkis, namun proses penghitungan suara masih akan dilakukan pada hari selasa, 9 november 2010, dimulai pukul 08.00 wib, bertempat di PKM UIR. hal yang sangat menegangkan dan sangat riskan menimbulkan konflik dalam sebuah proses pemilihan adalah saat - saat suara akan dihitung, harapannya masing - masing tim pendukung para calon tetap menjaga keamanan dan dapat menerima hasil penghitungan dengan lapang dada sebagai sebuah proses demokrasi.

semoga siapapun yang terpilih dan memimpin BEM UIR Periode 2010/2011 dapat mengembalikan Citra mahasiswa dan BEM untuk merangsang semangat seluruh mahasiswa UIR berperan aktif dalam lingkungan Organisasi, Serta mampu menempatkan Posisi BEM sebagai penyalur aspirasi mahasiswa baik secara internal maupun eksternal, sehingga kedepan tingkat partisipasi mahasiswa dalam pesta demokrasi dikampus ini lebih baik dan meningkat. hal ini tidak dapat dilepaskan  dari peran BEM itu kepada para mahasiswa dalam memperjuangkan aspirasi mereka kepada pihak Rektorat ( pimpinan Universitas ).

BEM Itu
Bukan BEM Saya
BUkan BEM KAmu
BUkan BEM MEReka

BEM Itu
BEM KITa Semua
HIDUP MAHASISWA !!!!!

DEMOKRASI YANG MENgKOTAK - KOTAKan

 Dedi Harianto Lubis pada 15 November 2010 pukul 2:44

Sejak reformasi bergulir dinegeri ini pasca tahun 1998 yang silam, banyak dari masyarakat indonesia yang berbicara dan bertingkah atas nama demokrasi. Jika Kita melihat asas demokrasi :
  • Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil-wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jurdil; dan
  • Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama
asas yang ke dua ini selalu menjadi tameng setiap orang untuk bergerak atas nama demokrasi, meskipun terkadang demokrasinya telah melukai demokrasi orang lain, sungguh miris melihat demokrasi bangsa ini yang belum jelas apa polanya, dulu kita mengenal demokrasi terpimpin dan demokrasi pancasila, namun demokrasi masa kini masih mencari wajah yang sesungguhnya.

terlepas dari itu, saat ini juga atas nama demokrasi banyak masyarakat yang menciptakan kelompok - kelompok tersendiri yang sering sekali melupakan konsepsi negara indonesia yang menginginkan sebuah Persatuan bangsa. akibat dari demokrasi ini setiap individu menjadi mengedepankan ego masing - masing dengan dalih hak azasi manusia yang dimilikinya.

OTONOMI YANG MENGKHAWATIRKAN
Setelah Demokrasi yang menjadi senjata pembebasan bagi sebahagian masyarakat, timbul pula Otonomi daerah yang berpotensi menjadi pemecah persatuan bangsa ini, Sebagai Contoh; Di Salah satu provinsi di indonesia, dengan adanya otonomi daerah telah menyebabkan fanatisme yang berlebihan, sehingga dengan dalih putra daerah, warga indonesia yang telah menetap lama bahkan lahir dan besar di provinsi tersebut dianggap pendatang haram dan tidak memiliki kesempatan untuk menjadi pegawai di kantor pemerintahan, bahkan ada kesan dipersulit untuk berurusan administrasi di pemerintahan. Isu putra daerah menjadi momok bagi etnis lain untuk berpkiprah di daerah tersebut, bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup pun harus selalu berhadapan dengan aturan - aturan yang mengangkangi UUD 1945 dan PANCASILA.

Begitu Juga dalam menentukan Seorang pemimpin, Akibat dari Otonomi Daerah ini, Berbagai etnis Menyusun Kekuatan masing - masing agara suaran mereka dapat didengarkan, karena pemimpin saat ini bukan lagi berjiwa nasionalis tetapi berjiwa kolonialisme dan rasisme, hal itu  sudah menjadi rahasia umum di kota tersebut. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap pemerataan pembangunan yang memiliki mayoritas penduduk warga seberang menyebabkan adanya kecemburuan sosial dikalangan etnis tersebut, dan dengan adanya ketidak adilan tersebut beberapa kelompok etnis membangunkan jiwa kebersamaan mereka untuk mendapatkan perhatian dan mengatur bargaining.

Saat ini sungguh sangat menyedihkan kondisi bangsa yang telah merdeka dengan pengorbanan para pahlawan baik jiwa maupun raga dan keluarga, cita - cita mereka untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyat hanya tinggal sejarah dan kini para penguasa bangsa ini lebih mementingkan kebutuhan ekonomi perut mereka. INvestor Dilindungi namun usaha rakyat lokal di kubur dengan berbagai aturan dan kebijakan yang seenak perut buncit sang penguasa.

Sudah Saatnya Kita memilih pemimpin yang benar - benar bisa menjadi tumpuan masyarakat pribumi dalam melindungi kebutuhan dalam negeri dan mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Saatnya PARA Pemimpin BAngsa INi Sadar Akan Bencana Besar Yang Terjadi,........BANGKIT INDONESIA KU,