Selasa, 13 Desember 2011

" PEMIRA UIR 2010 & APATISME MAHASISWA "

 Dedi Harianto Lubis pada 8 November 2010 pukul 23:10

 Pada pagi hingga sore hari tadi pesta demokrasi baru saja dilaksanakan di kalangan intelektual di kampus universitas islam riau untuk memilih presiden dan wakil presiden mahasiswa untuk periode 2010 - 2011, empat pasangan bertarung untuk menduduki singgasana sebagai pemimpin sekitar 20.000 an mahasiswa di universitas tersebut.

Namun layaknya pemilihan umum di negeri ini, proses pemilihan di tingkat universitas yang di ikuti kalangan intelektual ini tidak lepas dari berbagai permasalahan yang seharusnya tidak perlu terjadi, persyaratan bagi para mahasiswa yang dapat memilih misalnya, awalnya, bagi mahasiswa yang ingin memilih harus memiliki KTM/KRS/Kartu Her, namun ternyata aturan dewan presidium harus KTM aktif atau baru dan bagi yang menggunakan KRS harus yang telah lunas,  ( yang dispensasi tidak bisa memilih ), persyaratan ini yang dinilai tidak bisa diterima oleh banyak mahasiswa, karena dinilai berpotensi menghilangkan hak politik mahasiswa untuk berperan aktif didalam menentukan pemimpin mereka. Dilema tidak diterimanya Mahasiswa yang dispensasi ini sempat menimbulkan ketegangan dan menghentikan proses pemungutan suara di seluruh TPS disetiap Fakultas, Di fakultas Hukum perdebatan yang sangat sengit terjadi antara panitia dan mahasiswa yang akan memilih. Namun setelah lebih kurang satu jam perdebatan akhirnya ketua KPRM menyampaikan, Bahwa, kawan - kawan mahasiswa yang belum melunasi Uang Kuliah atau Dispensasi bisa memilih dan menggunakan hak politiknya.

Namun dibeberapa Fakultas hal tersebut belum diberitahukan oleh KPRM UIR sehingga masih ada panitia yang menerapkan aturan awal. disisi Lain Pemilihan Presma dan Wapresma UIR yang notabene adalah kalangan intelektual masih saja terlihat tingkat apatisme dan ketidak ikut sertaan mahasiswa yang sangat tinggi, tercatat dari surat suara yang dicetak berjumlah 13.000 surat suara, hanya sekitar 3000 an yang terpakai, padahal jika di lihat dari jumlah mahasiswa yang mencapai 20000 an ini, tidak sampai 50 % mahasiswa yang berpartisipasi dalam pemilihan raya mahasiswa ini.

selain itu, masih banyak kalangan mahasiswa yang memandang pemilihan raya ini sebagai ajang untuk memanfaatkan para calon dalam memenuhi kebutuhan pribadi, misalnya, masih ada sekelompok mahasiswa yang menjual suara mereka kepada para calon dengan nilai materi, dan mempertanyakan keuntungan secara materi. disisi lain ada juga kalangan mahasiswa yang bermain bak politik dinegeri ini dengan melakukan bargaining posisi dalam kabinet jika mendukung pasangan calon, dan bahkan ada juga pasangan calon yang bargaining kepada calon lain jika mengarahkan pendukungnya ke calon lain.

Sejauh pemantauan kami proses pemilihan tidak terdapat hal - hal yang bernuansa Anarkis, namun proses penghitungan suara masih akan dilakukan pada hari selasa, 9 november 2010, dimulai pukul 08.00 wib, bertempat di PKM UIR. hal yang sangat menegangkan dan sangat riskan menimbulkan konflik dalam sebuah proses pemilihan adalah saat - saat suara akan dihitung, harapannya masing - masing tim pendukung para calon tetap menjaga keamanan dan dapat menerima hasil penghitungan dengan lapang dada sebagai sebuah proses demokrasi.

semoga siapapun yang terpilih dan memimpin BEM UIR Periode 2010/2011 dapat mengembalikan Citra mahasiswa dan BEM untuk merangsang semangat seluruh mahasiswa UIR berperan aktif dalam lingkungan Organisasi, Serta mampu menempatkan Posisi BEM sebagai penyalur aspirasi mahasiswa baik secara internal maupun eksternal, sehingga kedepan tingkat partisipasi mahasiswa dalam pesta demokrasi dikampus ini lebih baik dan meningkat. hal ini tidak dapat dilepaskan  dari peran BEM itu kepada para mahasiswa dalam memperjuangkan aspirasi mereka kepada pihak Rektorat ( pimpinan Universitas ).

BEM Itu
Bukan BEM Saya
BUkan BEM KAmu
BUkan BEM MEReka

BEM Itu
BEM KITa Semua
HIDUP MAHASISWA !!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar